Minggu, 30 September 2012

Intip Biaya Nikah di Korea Selatan

Biaya pernikahan di negeri ginseng termasuk yang paling 

tinggi, rata-rata Rp1,8 miliar



Bila menganggap menikah hanya membutuhkan cinta, seperti lagu yang dipopulerkan The Beatles, pikir-pikir lagi. Di Korea Selatan, selain cinta calon suami-istri, pernikahan membutuhkan uang dalam jumlah besar, rata-rata US$200 ribu atau setara Rp1,8 miliar untuk tiap pernikahan.

Biaya pernikahan ini empat kali lebih tinggi dari pendapatan tahunan rata-rata masyarakatnya, ?48,3 juta (US$42 ribu). Melambungnya biaya nikah tak lain karena kombinasi dua hal, budaya mahal dan hadiah eksklusif pra pernikahan diantara keluarga, seperti berlian dan mantel bulu. Tak ketinggalan, kebiasaan turun temurun yang mengharuskan pengantin pria menyediakan rumah.

Jumlah biaya pernikahan di negeri ginseng pada 2011 naik 270 persen daripada tahun 1999. Sementara inflasi pada periode yang sama naik 45,5 persen. Tak mengherankan, pasangan muda yang ingin mengikat janji terpaksa meminjam dari orangtua atau bank demi upacara sakral tersebut.

"Masyarakat Korea masih sangat kaku dan orang sangat peduli bagaimana cara orang lain menilai mereka, " ujar Profesor Sosiologi di Universitas wanita Ewha Harris H. Kim.

"Pernikahan menjadi semacam simbol status yang menandakan tempat Anda di masyarakat," tambahnya.

Seorang pengantin wanita berusia 27 tahun mengaku orang tuanya membayar 90 persen biaya pernikahannya yang mencapai 140 juta won atau Rp1,1 miliar. "Kami harus meminjam dari orang tua yang kemungkinan berasal dari tabungan pensiun mereka," katanya seperti dikutip Reuters.

Sementara seorang pengantin lainnya, Kim, yang berpenghasilan 40 juta won harus meminjam 40 juta won dari bank selain meminjam dari orangtua untuk menyukseskan pernikahan yang dihadiri 600 tamu.

Selain biaya nikah, hadiah pernikahan juga menyita biaya tak sedikit. Secara tradisional, keluarga pengantin saling bertukar hadiah berupa baju tradisional dari sutera yang kini berganti menjadi baju bulu dan tas mewah. Sementara perhiasan berubah menjadi satu set permata.
Anggaran terbesar lainnya adalah harga rumah yang terus melonjak. Sebuah situs perjodohan di Korea Selatan, couple.net menyebut perumahan menyita hingga 70 persen biaya dari pernikahan. "Banyak calon pengantin yang meminta kesediaan pasangan untuk setidaknya menyewa rumah," ujar Sungmi Lee, seorang manajer di couple.net.

Aktivitas menghambur-hamburkan uang dalam pernikahan, ditentang banyak pihak. "Perhiasan mahal memang indah, tapi Anda akan menyesal karena setelah menikah sebenarnya uang tersebut bisa digunakan dalam kehidupan pernikahan," kata Kisun Lee, seorang konsultan keuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar